Sabtu, 05 November 2011

KIRIM NASKAH KE PENERBIT ANDI

PROSEDURE PENULISAN  

Hubungan Antara Penulis dan Penerbit

Penulis dengan Penerbit memiliki kedudukan setara; secara umum Penulis memandang Penerbit bertindak sebagai intermediary karya-karya yang akan disampaikan kepada masyarakat, sedangkan Penerbit memandang Penulis sebagai aset penting perusahaan yang menyebabkan proses penerbitan tetap berlangsung.

Kepentingan apa di balik dorongan untuk menulis? Menulis dapat meningkatkan kredit point (bagi pengajar), meningkatkan kredibilitas, dan pemenuhan finansial. Hal tersebut yang memotivasi penulis untuk menghasilkan suatu karya yang berkualitas.

Apa kelebihan Penerbit ANDI dibanding penerbit lain?
· Buku ANDI telah memiliki Brand Name tersendiri di hati masyarakat.
· Memiliki jaringan distribusi yang luas.
· Memiliki mesin cetak sendiri sehingga hasil, kecepatan, dan kualitas dapat diatur dengan baik.
· Memiliki sistem royalti yang jelas, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan sinergi kerja sama antara Penulis dengan Penerbit akan diperoleh hasil berupa penerimaan masyarakat terhadap buku terbitan ANDI.

Bentuk Royalti Penerbit ANDI

Penerbit ANDI memberikan royalti sebagai berikut:
Besar royalti standar adalah 10%, dengan perhitungan: 10% x harga jual x oplah (potong pajak)

Mengingat Penerbit ANDI memiliki bentuk kerja sama yang beragam pada saluran distribusi pemasaran, maka perhitungan royalti adalah berdasarkan buku yang benar-benar telah terbayar lunas, dengan demikian buku yang sifatnya konsinyasi atau kredit belum dianggap sebagai buku laku. Dalam hal ini Penerbit ANDI akan selalu menjaga kejujuran dan kepercayaan bagi semua relasinya, ini semua karena nama baik sangat penting bagi Penerbit ANDI.

Bentuk Kerja Sama Penerbitan

Bentuk kerja sama penerbitan yang ditawarkan Penerbit ANDI mencakup:
Kerja sama Penerbit dengan Penulis; yaitu kerja sama antara Penerbit dengan Penulis secara individu untuk menerbitkan sebuah buku.
Kerja Sama Penerbit dengan Kelompok Penulis; yaitu kerja sama antara Penerbit dengan beberapa Penulis sekaligus untuk menerbitkan sebuah buku. Dalam kerja sama ini, Penulis wajib menunjuk satu orang dengan pemberian surat kuasa, untuk bertanggung jawab terhadap segala urusan administratif maupun non administratif yang berkaitan dengan penerbitan.
Kerja sama Penerbit dengan Lembaga; yaitu kerja sama antar Penerbit dengan sekelompok Penulis yang telah dikoordinasi oleh Lembaga/Institusi untuk menerbitkan sebuah buku. Dalam hal ini Penerbit hanya berhubungan dengan Lembaga/Institusi yang telah diberi kepercayaan oleh Penulis.

Kerja sama Umum
Kerja sama cetak. Penerbit hanya membantu dalam jasa percetakannya, seperti buku jurnal ilmiah dan ebagainya.
Kerja sama cetak dan penerbitan, Penerbit bekerja sama dengan Perorangan/Lembaga untuk menerbitkan sebuah buku dengan tanggungan biaya penerbitan bersama.

Prosedur Penerbitan Buku

Materi yang Harus Dikirim
Penulis harus mengirimkan ke Penerbit naskah final, bukan outline ataupun draft, yang disertai:
. Kata Pengantar
· Daftar Isi
· Daftar Gambar
· Daftar Tabel
· Daftar Lampiran
· Isi
· Daftar Pustaka
· Indeks
· Abstrak (sinopsis)
. Penjelasan perihal: pasar sasaran yang dituju, prospek pasar, manfaat buku ybs.
. Profil penulis, memberi keterangan singkat tentang penulis.

Penilaian Naskah
Penerbit menilai naskah dari berbagai aspek:

Aspek Ideologis
Apakah topik bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apakah topiknya akan meresahkan kondisi masyarakat seperti: politik, hankam, sara, sopan santun, harga diri, dll.

Aspek Keilmuan :
§ Apakah topik yang dibahas merupakan topik baru bagi masyarakat, dan apakah masyarakat sudah siap menerima topik tersebut?
§ Apakah naskah tersebut gagasan asli atau jiplakan?
§ Terkait dengan akurasi data maka diperlukan sumber daftar pustaka yang lengkap.

Aspek Penyajian:
§ Apakah sistematika kerangka pemikiran baik sehingga alur logika pemaparan mudah dipahami?
§ Bahasa yang digunakan apakah komunikatif sesuai dengan jenis naskah dan sasaran pembaca?
§ Apakah cara penulisannya sudah benar, yaitu menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baku?
§ Kelengkapan naskah secara fisik seperti kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, batang tubuh, daftar gambar, tabel, lampiran, index, daftar pustaka, sinposis, apakah sudah lengkap?
§ Pengetikan menggunakan media dan alat apa, apakah tulis tangan, diketik manual, ketik komputer menggunakan software tertentu?
§ Mutu gambar, tabel dan objek lain yang dipasang (capture) apakah layak atau masih harus diperbaiki lagi?
§ Apakah urusan perizinan penggunaan gambar tertentu, izin terjemahan, izin pengutipan dll. sudah diselesaikan?

Aspek Pemasaran:
§ Apakah tema naskah mempunyai pangsa pasar jelas dan luas sehingga buku akan dapat dan mudah diterima pasar?
§ Apakah naskah memiliki selling point atau potensi jual tertentu, seperti judul, keindahan, bahasa, kasus aktual, dsb?
§ Apakah ada buku sejenis yang beredar dan telah diterbitkan? Apa kelebihan naskah tersebut dibandingkan dengan buku lain?

Aspek Reputasi Penulis:
§ Apakah penulis adalah tokoh, praktisi, dosen yang sangat diakui kepakarannya oleh masyarakat luas?
§ Apakah buku-buku yang pernah diterbitkan mempunyai catatan keilmuan dan pemasaran yang baik?

Keputusan Menerima/Menolak Naskah

Untuk Apa dan Mengapa Penerbit Harus Menilai Naskah? Penerbit adalah suatu badan usaha yang bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk tujuan tersebut Penerbit mengusahakan, menyediakan, dan menyebarluaskan bagi khalayak umum, pengetahuan dan pengalaman hasil karya ilmiah para Penulis dalam bentuk sajian yang terpadu, rapi, indah, dan komunikatif, baik isi maupun kemasan fisik, melalui tata cara yang sesuai, dan bertanggung jawab atas segala risiko yang ditimbulkan oleh kegiatannya. Berdasarkan pengertian mengenai penerbitan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerbit tidak bermaksud untuk menghakimi hasil karya Penulis, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghargai karya tersebut karena Penulis adalah “rekan sejawat” bagi Penerbit.

Penilaian naskah bukan untuk menjatuhkan vonis naskah baik atau buruk, layak terbit atau tidak. Langkah tersebut digunakan sebagai sarana untuk memperlancar proses penerbitan secara optimal.

Proses penilaian ini adalah proses standar penerbitan sehingga perlu ada komunikasi yang baik antara Penerbit dan Penulis. Dengan demikian tidak ada salah-pengertian bahwa Penerbit menganggap remeh Penulis atau Penulis merasa naskahnya sudah yang terbaik.

Keputusan Naskah

Setelah Penulis menyerahkan naskah, Penerbit memberikan keputusan melalui surat resmi kepada Penulis, apakah buku diterbitkan atau tidak. Untuk naskah yang diterima, Penerbit akan mengirim surat pemberitahuan resmi. Penulis wajib melengkapi kelengkapan naskah - softcopy. Untuk naskah yang ditolak, naskah akan dikembalikan kepada Penulis bersama dengan surat pemberitahuan penolakan penerbitan.

Pengiriman Softcopy: Disket atau CD

Softcopy naskah dikirim dapat dengan cara: Lewat pos/paket ditujukan ke:
Penerbit ANDI
Jl. Beo 38-40 Yogyakarta 55281
Telp (0274) 561881; Fax (0274) 588282

Datang langsung ke kantor Penerbit ANDI dan menemui bagian penerbitan ANDI.
Atau lewat email (Maksimal 1 Mb per kiriman):
penerbitan@andipublisher.com

Format Naskah

Format Naskah Siap Cetak
Format pengaturan naskah dapat menggunakan Template yang disediakan oleh Penerbit Andi. Format ini merupakan Template standar yang dapat disesuaikan dengan naskah yang sedang ditulis. Anda dapat meminta Template tersebut melalui e-mail, atau datang langsung ke Penerbit ANDI.

Format naskah standar siap cetak, adalah sebagai berikut:
Jenis huruf untuk teks isi: Bookman Old Style, New Century School Book atau Times New Roman 10/11 point.
Judul bab (Heading 1): font sama dengan teks isi, ukurannya diatur sedemikian rupa agar tampak menonjol dan serasi dengan ukuran 20 pt.
Judul sub-bab (Heading 2): font sama dengan teks, 18 point, capital, bold.
Judul sub-sub-bab (Heading 3): font sama dengan teks, 10 point, capital underline
Header dan Footer: menggunakan font yang berbeda, dapat divariasikan dalam style huruf bold atau italic.
Footnote : Font sama, 8 point; dapat menggunakan font lain yang serasi.
Alignment : Justified
Spacing : Before – 0, After – 0,6
Line Spacing : Single
Gambar-gambar tangkapan (capture) layar sebaiknya menggunakan format jpg. Gambar sebaiknya dikirimkan dalam file tersendiri yang di kumpulkan dalam sebuah folder gambar dan dilakukan link terhadap naskah.

Catatan: Segala bentuk aturan layout di dalam template adalah layout standar di Penerbit Andi, Anda dapat memodifikasi perwajahan buku Anda dengan terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan Penerbit.

Contoh Penomoran Halaman:
Halaman judul : i
Halaman Copyright : ii
Halaman Persembahan : iii
Kata Pengantar : v
Daftar Isi : vii
Halaman Isi
Pendahuluan (Bab I) : 1
Bab II : 3, 5, 7, 9, dst. (selalu halaman ganjil).

Ukuran Buku dan Area Cetak

Setelah Anda menentukan sistematika penulisan buku Anda, hal penting berikutnya adalah format buku yang akan Anda tulis. Format buku terdiri dari beberapa ukuran yaitu ukuran besar, standar, kecil, atau buku saku serta format spesial. Penentuan format ini akan berpengaruh terhadap ketebalan buku dan kedalaman materi yang Anda inginkan.

Format buku di Penerbit Andi:

Format Besar : 20 cm x 28 cm, 21,5 cm x 15,5 cm
Format Standar : 16 cm x 23 cm, 11,5 cm x 17,5 cm
Format Kecil : 14 cm x 21 cm, 10 cm x 16 cm
Buku Saku : 10 cm x 18 cm, 13,5 cm x 7,5 cm
Format Khusus

Banyak Penulis tidak memperhatikan format ini sehingga saat dilakukan pengaturan layout dan setting, beberapa bagian buku menjadi tidak sesuai dengan maksud Penulis. Ketidaksesuaian tersebut contohnya: proporsi gambar yang tidak benar, pemotongan kata yang tidak tepat (terutama pada listing program pada buku pemrograman), dan ketebalan buku yang tidak proporsional.

Catatan: Prosedur penerbitan ini sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti perkembangan, situasi dan kondisi, untuk itu diharapkan Penulis dapat mengikuti informasi terbaru di Penerbit Andi. Lebih jelas "download disini

More info, klik aja nih, andipublisher

Cara Pengiriman Naskah ke Gramedia, Gagas Media, dan Mizan Media Utama

oleh Info Lomba menulis cerpen, esai, dan puisi pada 01 September 2011 jam 21:39

GAGAS MEDIA

Syarat Pengajuan Naskah
Jangan ragu untuk mengirimkan naskahmu ke GagasMedia. Siapa pun yang mempunyai minat menulis bakal kita dukung deh! Nah, sebelum kamu mengirimkan naskahmu ke GagasMedia, cari tahu dulu persyaratannya.

Berikut adalah dua kategori naskah yang bisa kamu kirimkan.

1. Fiksi
Syarat umum:
- Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
- Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:

REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

- Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan sekitar 4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.

Adapun jenis fiksi yang dicari adalah:
- DOMESTIC DRAMA
- MAINSTREAM ROMANCE
- CLASSIC ROMANCE
- TEEN ROMANCE
- CLIQUE*LIT

2. Non Fiksi
Syarat umum:
- Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12. Kirimkan dalam bentuk print out (dijilid rapi) ke:

REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

- Atau, kirimkan proposal naskah via e-mail ke redaksi@gagasmedia.net. Bila naskahmu menarik, redaksi akan menghubungimu untuk pembahasan lebih lanjut.
- Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan sekitar 4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.

Kategori nonfiksi yang dicari:
- Pengembangan diri (self improvement)
- How to
- Memoar-inspiratif
- Lifestyle
- Traveling
- Pengetahuan populer

Nah, jika kamu sudah menentukan kategori naskah yang akan dikirimkan, jangan lupa untuk menyertakan pula form pengiriman naskah yang bisa kamu download di sini!


 *****

GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Prosedur Penerbitan Naskah di Gramedia Pustaka Utama


GPU & Fokus Terbitannya

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) adalah penerbit buku-buku
umum, artinya buku-buku yang dimaksudkan untuk konsumsi umum, karena
merupakan referensi atau bacaan umum, mulai dari anak-anak, remaja
sampai dewasa, mencakup buku fiksi maupun non-fiksi. Itulah main
business kami. Tetapi, adalah fakta bahwa banyak di antara buku kami
juga dipakai sebagai buku teks. Karena itu, kami juga memiliki Desk
Buku Teks, yang secara khusus bertanggung jawab atas buku-buku teks
perguruan tinggi yang kami terbitkan. (Untuk buku teks bagi siswa
SMU ke bawah, silakan anda menghubungi sister company kami: Penerbit
Grasindo).

Buku-buku umum yang kami terbitkan adalah buku-buku yang mengandung
nilai-nilai yang sejalan dengan mission statement kami,
yaitu "Bersama komponen bangsa yang lain, ikut serta menciptakan
Indonesia Baru dengan nilai-nilai humanisme transendental." Karena
itu, buku yang kami terbitkan adalah yang mengembangkan nilai-nilai
kemanusiaan yang beriman kepada Sang Pencipta dan Pemelihara, yaitu
Tuhan Semesta Alam. Itu berarti bahwa kami akan menerbitkan buku
yang mendorong munculnya semangat pluralis, demokratis, inklusif,
cerdas, berwawasan luas, profesional, berbudaya, humanis, dan
religius. Sebaliknya, kami mengindari penerbitan naskah yang
mendorong semangat fanatik sempit, picik, anti-refleksi dan anti-
pembelajaran, pelecehan terhadap kemanusiaan.


Dewan Penilaian Naskah

Untuk menilai kelaikan terbit suatu naskah, kami memiliki Dewan
Penilaian Naskah, yang terdiri dari wakil-wakil dari Redaksi,
Produksi dan Pemasaran/Promosi, yang dari perspektifnya masing-
masing akan memberi rekomendasi terhadap suatu naskah untuk terbit
atau tidak terbit. Terasah oleh pengalaman, masing-masing akan
mengembangkan perspektif mereka, tetapi:

Secara khusus Redaksi akan menilai naskah dari mutu isinya:
kesesuaian dengan misi, kedalaman dan kelengkapan informasinya,
bagaimana pentingnya topik/tema naskah (importance), bagaimana
relevansinya, bagaimana penyajiannya (urutan logis atau sistematika
pemaparan dan gaya bahasanya), apa keunggulan dan kelemahan naskah
tsb dibandingkan dengan buku yang sudah beredar di pasar.
Secara khusus wakil dari Produksi akan menilai naskah dari sisi
produksi dan pembiayaannya: kemudahan/kesulitan produksinya, proses
yang harus dilalui, perkiraan besar ongkos produksinya.

Secara khusus wakil dari Pemasaran/Promosi akan menilai naskah dari
serapan pasarnya (marketability): apakah akan disambut pasar dengan
gairah atau sebaliknya? Berapa ribu akan terserap pasar dalam
setahun? Berapa lama naskah itu akan bisa hidup di pasar, akan terus
dibutuhkan atau hanya menjawab kebutuhan sesaat?

Kadang-kadang Dewan juga minta pertimbangan dari para ahli, termasuk
dari kalangan perguruan tinggi, atas naskah-naskah tertentu.

Quadran Penilaian

Dengan menggunakan kata MUTU untuk mutu naskah dan kesesuaian dengan
misi kami, serta kata LAKU untuk serapan pasar, terciptalah quadran
penilaian sbb:

Quadran 1: Mutu Tinggi & Laku Keras
Inilah primadona kami. Lampu hijau langsung kami berikan untuk
segera menerbitkan naskah yang masuk dalam quadran ini.

Quadran 2: Mutu Rendah Tapi Laku Keras
Ini lampu kuning. Kalau mutunya "tidak jeblok-jeblok amat", dan
penerbitannya TIDAK menimbulkan opini umum "Gramedia kampungan!",
kami masih mau menerbitkan naskah dalam quadran ini. Tapi, ya itu
tadi… tidak terkesan "MELACURKAN DIRI" atau muncul pendapat
sinis "HUH, GRAMEDIA CUMA CARI UNTUNG DENGAN MENJUAL SAMPAH!"

Quadran 3: Mutu Tinggi tapi Tak Laku
Ini lampu kuning. Demi standing kami, kami mau menerbitkan naskah-
naskah yang masuk dalam quadran ini. Inilah sumbangan sosial kami.
Kalau dana kami untuk ini sudah habis, kami mengusahakan cara lain:
Minta pihak kedua (penulis) untuk membeli sebagian agak besar dari
bukunya pada saat terbit.
Menggandeng pihak ketiga untuk ikut dalam pembiayaan, semacam co-
publishing, dan logo pihak ketiga itu boleh tampil di cover.

Quadran 4: Mutu Rendah & Tak Laku
Ini lampu merah. Kami tak ingin cari penyakit. Naskah di quadran ini
hanya bikin malu penerbit dan penulisnya... sudah malu, rugi lagi!

Prosedur

Bila anda memiliki naskah-naskah yang sejalan dengan misi kami,
dengan senang hati kami akan mempertimbangkan penerbitannya.
Prosedurnya adalah sbb:

1. Kirim naskah Anda (lengkap, dibendel agar mudah dibaca) ke
Redaksi Gramedia Pustaka Utama, Gedung Kompas-Gramedia, Jl. Palmerah
Selatan 24 -- 26, Lt. 6, Jakarta 10270

2. Lengkap berarti: naskah itu 100% komplit, termasuk gambar-gambar,
walaupun gambar-gambar itu hanya kopi dari aslinya, bukan masternya.
Ini penting karena master gambar-gambar itu berikut data elektronik
naskah tersebut baru akan diserahkan ketika sudah jelas kami
putuskan untuk diterbitkan. Ini menjadi sarana pengaman bagi Penulis
agar, andaikata ditolak oleh GPU dan naskah itu mau ditinggal di
GPU, hanya kopian yang dimiliki GPU (lihat relevansinya dengan point
4 & 5).

3. Sertakan informasi mengenai:

1)      Apa keunggulan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang
sudah ada di pasar?
2)      Siapa pembaca sasarannya? Siapa saja yang berkepentingan
dengan naskah buku tsb, dan seberapa besar populasinya?
3)      Dalam perkiraan Anda, dengan populasi orang yang
bekepentingan seperti itu, kira-kira berapa banyak buku yang bisa
diserap pasar selama 12 bulan, bila kita memasarkannya hanya lewat
jaringan toko buku?
4)      Apakah Anda memiliki forum di mana naskah tsb akan digunakan
bila sudah terbit? (misal: "Saya adalah dosen dengan mahasiswa 50
orang per semester, dan rekan-rekan saya juga akan memakainya")
Bila "ya", berapa banyak Anda sendiri akan menyerap buku tersebut
dalam setahun?
5)      Apakah akan ada event tertentu yang menciptakan momentum
yang menguntungkan publikasi naskah tersebut. (Misal, "Bulan xxx
tahun zzz akan ada Nasional Seminar On bla bla bla, dan buku ini
akan di-launch di sana" atau "Saya akan melakukan in house training
untuk 500 karyawan PT yyy, bulan bbb tahun ttt, dan buku ini akan
dipakai sebagai panduan.")

4. Atas pengiriman itu, Anda akan menerima Tanda Terima, di mana
dicantumkan formula standar yang antara lain mengatakan bahwa
selambat-lambatnya dalam 3 bulan akan ada keputusan mengenai terbit
atau tidaknya. Keputusan bisa cepat (7 hari kerja), bisa lambat,
antara lain juga tergantung pada informasi-informasi (pertanyaan 1 –
5) tsb, di samping pada tumpukan naskah yang harus kami nilai.

5. Bila naskah tidak akan diterbitkan, GPU akan mengirim balik
naskah tersebut, bila disertai prangko secukupnya. Bila tidak
disertai prangko secukupnya, atau bila dikehendaki oleh penulisnya
untuk diserahkan kepada GPU, kami sedapat mungkin akan menjaga
kerahasiaannya, dan tidak akan menyerahkan kepada pihak lain untuk
diterbitkan atas nama siapa pun. Tetapi, karena secara berkala kami
membersihkan naskah-naskah tua, selalu ada kemungkinan bahwa naskah
seperti itu jatuh ke pihak ketiga yang tidak dimaksudkan, baik oleh
penulis maupun GPU, dan bisa jadi pihak ketiga itu memanfaatkannya
secara tidak bertanggung jawab, tanpa seizin penulis atau GPU. Bila
ini terjadi, GPU tidak bertanggung jawab atas kejadian seperti itu.

6. Bila naskah akan diterbitkan, kirimkan data elektronik berikut
master gambar/foto/sket. Waktu terbitnya dirundingkan. Perlu
diketahui bahwa pada saat kami memutuskan suatu naskah akan terbit,
kami sedang melakukan proses penerbitan naskah-naskah lain yang
jadwal terbitnya sudah mengisi standing order mingguan ke jaringan
toko buku untuk 2 bulan ke depan. Artinya, naskah yang baru saja
diputuskan untuk diterbitkan itu paling cepat bisa terbit 10 minggu
kemudian, kecuali ada kondisi khusus yang memungkinkan kami untuk
mempercepatnya.

Penting! Hindarilah:
1. Plagiat/pelanggaran hak cipta
2. Fitnah/pelecehan terhadap pihak lain

Tertarik untuk mencoba menerbitkan naskah anda? Kami tunggu!

PT Gramedia Pustaka Utama
Gedung KOMPAS Gramedia Unit II lt. 6, Jl. Palmerah Selatan 24-26,
Jakarta 10270
Telp. 5480888, 5483008, ext. 3202, 3206, 3200, 3231. Fax: 5300545


 *****


MIZAN

Kriteria naskah:

 1.Naskah harus karya asli
2.Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
3.Memiliki cerita yang unik dan nggak pasaran.
4.Naskah ditulis dengan rapi (logis dan sistematis).
5.Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
6.Tulisan utuh/padu (monograf), bukan kumpulan tulisan.
7.Tidak menimbulkan kontroversi, terutama berhubungan dengan moral dan agama.
8.Sertakan Sinopsis


Prosedur Pengajuan Naskah:

(Jika naskah telah memenuhi kriteria tersebut di atas)

 1.Surat pengantar.
2.CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
3.Naskah:
4.Keseluruhan isi naskah.
5.Berupa fotokopi (bukan asli/master), hard-copy atau print-out (redaksi tidak melayani naskah dalam bentuk file digital), diketik komputer (bukan ketikan mesin tik manual).
6.Kirim ke:
Redaksi Penerbit Mizan

-U.p. Bpk. Andityas Prabantoro, redaksi tidak menerima naskah PUISI (untuk naskah bertema keislaman dan dewasa (umum))

-U.p. Bpk. Benny Rhamdani (untuk naskah bertema umum (remaja), novel, cerpen, remaja, anak) persyaratan tambahan untuk naskah remaja dan anak: panjang naskah minimal 70 hal, maksimal 150 halaman, spasi satu, font times new roman 12pt, A4.

1. novel anak: petualangan yang seru dan lucu berbau detektif (modern, lincah, humor)
2. Ilustrated book: kisah-kisah menakjubkan yang cocok buat anak.
3. buku penunjang pelajaran SD yang disajikan dengan gaya populer.

Untuk lebih memahami trend saat ini silakan baca dan lihat produk2 terbaru DAR!

Alamat: Jl. Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan) Bandung 40294

Telp. (022) 7834310


Keterangan:

Jangka waktu evaluasi naskah maks. 3 bulan.

Jika Redaksi menolak penerbitan naskah, akan kita kabari via surat atau telepon., bahan naskah tidak akan dikirimkan kembali kecuali disertai perangko yang mencukupi.

Apabila naskah layak terbit, kami akan kabari via surat dan telepon dan dillanjutkan dengan pembuatan Surat Perjanjian dengan sistem Jual Putus atau Royalti.

Rabu, 02 November 2011

Mawar Hitam


Oleh: Nana Karlina
Wanita itu tak dapat lagi menamai waktu. Seluruh detak baginya adalah malam yang menghitam. Segala warna tak dikenalnya lagi sejak adanya kepedihan itu, kepedihan yang telah menguras habis air matanya siang dan malam.
Tapi wanita itu masih bisa meraba tiap kelopak mawar merah yang tentunya kini pun terlihat hitam. Air matanya kembali merembes, ia sesegukan di atas dipan. Sepasang mata haru mengamatinya dengan genangan air di dalamnya. Mata itu milik seorang wanita tua yang telah janda.
Si wanita menciumi mawar yang tadi dipegangnya, ia tersenyum sembari berucap “Aku mencintaimu Rama. Kau kemana? Lama sekali menjemputku, bukankah kita akan segera menikah?” sesaat kemudian air mata wanita itu merembes. Kali ini ia melempar mawar yang sedari tadi berada dalam genggamannya sembari menjerit-jerit histeris. “Tidak, kau belum mati. Kamu belum mati. Kau belum matiiii …!!!” air matanya menghambur membasahi sprei hijau yang membungkus kasurnya, juga membasahi pipinya hingga merembes sampai ke leher. Wanita baya yang sedari tadi mengamatinya menghambur ke arah si wanita. Merangkulnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Mengelus-elus rambutnya. Tangis si wanita perlahan mereda, ia merasa nyaman dalam pelukan sang bunda. Sesaat kemudian lelap menyelimutinya, membawanya ke alam mimpi yang mungkin jauh lebih menentramkan. Wanita baya membaringkan kepala si wanita di atas bantal bersarung yang juga berwarna hijau. Wanita baya menghapus air mata yang tadi juga merembes di pipi keriputnya  dengan ujung jilbab, lalu beranjak menuju kamar kecil. Ia membasuh muka, tangan, ubun-ubun, telinga dan juga kedua kakinya. Lalu bersimpuh, menghanyutkan dirinya dalam telaga syahdu kasih sayang Tuhan. Pada-Nya lah harapan digantungkannya. Juga rasa pilu yang selama ini menyiksa batinnya.
***
Bersambung ….

Senin, 31 Oktober 2011

NEW LINI BENTANG PUSTAKA "BENTANG BELIA"


Buku Anak dan Remaja 

Oleh Bentang Pustaka di Pembaca Buku Bentang



1. Q & A tentang Redaksi dan Naskah Anak dan Remaja

Pengiriman naskah bisa dalam bentuk hard copy (via pos) atau soft copy (via email).
Naskah dikirim via pos ke alamat :
PT. BENTANG PUSTAKA
JL. Pandega Padma No.19
Yogyakarta 55284
Telp. 0274-517373
Atau via E-mail (dalam bentuk lampiran) ke alamat : bentangbelia@yahoo.com

2. Apa kriteria naskah yang diterima Bentang Belia?
  
Naskah Anak
  1. Naskah harus karya asli.
  2. Belum pernah dipublikasikan penerbit lain. Bila sudah pernah, harus menyertakan bukti kontrak yang sudah selesai.
  3. Memiliki cerita yang unik, tidak pasaran, dan atau up to date.
  4. Menggunakan bahasa yang jelas, lugas, mudah dipahami, dan sesuai dengan pembaca anak.
  5. Membuat judul dan awal cerita yang menarik sehingga anak-anak akan tertarik dan penasaran untuk membaca hingga akhir.
  6. Tidak berpotensi menimbulkan konflik SARA.
  7. Sertakan sinopsis & kelebihan naskah dibandingkan buku/naskah sejenis.
  8. Tidak ada batasan genre naskah. Semua genre naskah akan mendapat kesempatan yang sama untuk kemungkinan diterbitkan.
Naskah Remaja
  1. Naskah harus karya asli.
  2. Belum pernah dipublikasikan penerbit lain. Bila sudah pernah, harus menyertakan bukti kontrak yang sudah selesai.
  3. Memiliki cerita yang unik, tidak pasaran, dan atau up to date.
  4. Menggunakan bahasa khas remaja: jelas, ringan, mudah dipahami.
  5. Membuat judul dan awal cerita yang menarik sehingga remaja akan tertarik dan penasaran untuk membaca hingga akhir.
  6. Tidak berpotensi menimbulkan konflik SARA.
  7. Sertakan sinopsis & kelebihan naskah dibandingkan buku/naskah sejenis.
  8. Tidak ada batasan genre naskah. Semua genre naskah akan mendapat kesempatan yang sama untuk kemungkinan diterbitkan.
3. Bagaimana format pengiriman naskah ke Bentang Belia?

Untuk Naskah Remaja : Naskah diketik di kertas A4. Panjang naskah antara 100 -200 halaman spasi dua. dengan Font Times New Roman size 12. Naskah dikirimkan beserta biografi lengkap penulis, sinopsis, dan nilai lebih karya.

4. Berapa lama penilaian karya untuk memberikan pemberian keputusan?

Idealnya keputusan diberikan maksimal 3 bulan. Tetapi, waktu tersebut tidak dapat menjamin karena begitu banyaknya naskah yang masuk ke redaksi lini Bentang Pustaka, Bentang Belia baik melalui e-mail maupun pos.

5. Bagaimana cara mengetahui apakah naskah diterima atau tidak?

Penulis dapat menghubungi pihak Bentang Pustaka baik melalui e-mail atau telepon dengan menyebutkan judul naskah dan kapan naskah dikirim.

6. Bagaimana nasib naskah yang tidak diterima oleh Bentang Belia?

 Apabila naskah berbentuk hardcopy, naskah akan dikembalikan ke alamat penulis beserta surat resmi dari Bentang Pustaka. Apabila naskah dikirim melalui e-mail, keputusan akan dikirim melalui e-mail.

Selasa, 25 Oktober 2011

Silakan diorder ... ^^

Telah terbit di LeutikaPrio antologi solo perdana saya Pemenang Kehidupan ^^


Judul : PEMENANG KEHIDUPAN
Penulis : Ana Khairina
Tebal : vi+62 hlm
Harga : Rp. 23.300,-
ISBN : 978-602-225-088-3

Sinopsis:

Jangan jadi pecundang Nak. Jadilah pemenang kehidupan. Sesulit apa pun hidup kita, jangan sampai kita mengambil hak orang lain. Ingatlah itu anakku. Kata-kata itulah yang diingatnya ketika ia tersadar dari tidur panjangnya. Apa yang baru saja hadir di mimpinya, merupakan teguran baginya agar ia tak salah langkah dalam menghadapi masalah.
Antologi Pemenang Kehidupan ini merupakan antologi yang berisi 11 cerita pendek mengenai kehidupan sehari-hari. Kisah-kisah di dalamnya mengandung konflik dengan penyelesaian yang unik dari setiap tokohnya. Seorang pemenang kehidupan, selalu punya cara bijak dalam menyelesaikan masalahnya. Dan seorang pecundang kehidupan, selalu memakai cara-cara instan yang jauh dari etika moral yang baik.

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order, all!!

Senin, 24 Oktober 2011

SUNDAY FULL STORY


23 Oktober 2011
Gak lagi-lagi deehhh …!!!
Senja telah menua ketika aku tiba di rumah. Adzan magrib pun t’lah terdengar sebelum ban sepeda motorku mencium lantai teras rumah. Jantungku dag dig dug. Khawatir Ayah dan Ibu akan memarahiku karena baru pulang jam segini.
Lampu sepeda motorku menyorot ke pintu masuk. Terlihat tubuh tambun Ibu telah berdiri di sana. Mulut beliau terlihat  komat kamit melafazkan zikir. Khas Ibu saat perasaannya sedang khawatir.
“Malam-malam baru balek Nanaaa.” Ucapnya dengan nada bergetar bercampur cemas. Matanya memerah. Hatiku mendesau-desau. Perasaan bersalah semua campur aduk jadi satu di dalam hatiku. Aku membisu.
Ibu masuk ke dalam rumah lebih dulu lalu menggelosorkan tubuhnya di atas karpet di depan tivi. Dan suara itu menyergapku.
“Kemano be kau? Balek malam-malam?” Raut wajah Ayah benar-benar menggambarkan kecemasan.
Aku diam seribu bahasa. Tubuhku yang kelelahan membuatku malas untuk menjelaskan semuanya. Aku ingin istirahat.
“Ayah dengan Ibu lah cemas. Balek malam-malam, mano hape dak aktif pula. Ayah telponin Gustiara, Ayah kiro Nana pegi samo dio. Ni Ayah baru nak ngubungi Tati.”
“Ayah lah bingung, kemano Nana pegi dari pagi sampe malam begini? Ayah tuh takut kalau ado apo-apo. Apo kecelakaan, apo dijahatin orang. Cubo kalo balek malam tu sms Ayah. Kasih tau Ayah. Ko dak, orang tuo la cemas-cemas di rumah. Tengok Ibu tu, lah lemas badannyo. Untung dak pingsan.” Hatiku berdesir merasakan kecemasan mereka. Hal semacam ini telah terbayang olehku sejak di rumah Uju Me’do tadi. Hapeku habis nyawa, aku benar-benar lupa memberi tahu Ayah.
“Hape Nana ngedrop, Yah.” Ujarku pasrah.
“Ha? Mano hape habis batre pula. Dak biso Ayah ngebungi. Kalo sudah macam tu, kemano nak dicari lagi? Ayah ko la cemas-cemas.”
Aku sudah merasakan tubuhku begitu lelah. Aku butuh istirahat. Aku beranjak ke kamar dan menghempaskan tubuhku di kasur. Lamat-lamat kejadian yang kualami siang tadi pun membayang: Dari mulai jemput Me’do, pergi ke pertemuan FLP, nemuin teman yang kemarin mesan bukuku, ke museum (yang mana di sini lah banyak waktu kami buang-buang), ke pasar nemenin Me’do cari tas laptop. Dan sampai pada akhirnya Me’do minta temenin ke rumah Ujunya.
“Kito mampir ke rumah Uju Me’do sebentar yok. Me’do nak ngambil hard disk.” Ajak Me’do saat itu. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore.
Aku manggut-manggut.
Kami memasuki suatu kawasan sekolah yang berdiri di belakang deretan ruko. Ujunya Me’do itu tinggal di tingkat paling atas gedung sekolah itu. Aku memilih menunggu di bawah. Karena kukira hanya sebentar. Lama kutunggu, termangu, hingga waktu telah menunjukkan pukul setengah 5 sore terdengar suara dari atas gedung.
“Nana, Na, naik sebentar yuks. Kito sholat Ashar dulu sebentar. Nanti takutnya dak tekejar.” Suara Me’do.
Ah, tanpa banyak cincong aku pun naik ke atas gedung bertingkat 4 itu. Begitu sampai terlihatlah kediaman sederhana Uju Me’do. Seorang lelaki paruh baya berperawakan macam orang arab terlihat sedang mengadon kue. Sementara Me’do terlihat sedang mengopi sesuatu dari laptop ke flashdisk. Kami menunggu kamar mandi kosong untuk berwudhu. Dan itu lumayan memakan waktu.
Selesai  berwudhu, kami lalu sholat bergantian. Memasang jilbab. Lalu disuruh duduk dan makan bubur kacang ijo yang disediain Uju Me’do. Jam sudah hampir menunjukkan pukul 5.
“Me’do, udah yuk pulang. Hari sudah sore, ntar maghrib lagi sampenya.” Ujarku.
“Iya, iya, sebentar, Me’do nak masukin ke laptop foto-foto kito yang tadi.” Iya, sebelumnya kami memang berfoto-foto di Museum. Soal foto-foto itu, ada judulnya sendiri dalam cerita ini.
“Dek, tolong masukin ke laptop Adek foto-foto Me’do ni. Nanti Adek tolong uplodin ke facebook ya?” pinta Me’do kepada ponakannya.
Setelah dihubungkan ke laptop, ponakan Me’do itu menyuruh kami sendiri yang ngopi foto-fotonya karena dia mau sholat. Dan kami pun mulai mengopi. Namun, Uju Me’do menyuruh kami geser duduknya, sehingga, terlepas lah kabel data itu dari laptopnya karena ketidaksengajaan.
Saat kami hendak menghubunginya lagi ke laptop, tuh laptop sama kabel data malah nggak bisa kehubung. Sehingga eh sehingga hal itu memakan waktu lagi. Ponakan Me’do selesai  sholat dan membereskan semua, lalu sesi kopi mengopi pun dimulai. Aku melirik jam dinding di dalam rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat 25 pm. Sementara sesi mengkopi dan memilah milih foto belum juga kelar.
“Me’do, pulang yok, sudah jam setengah 6 nanti jam berapo sampai di rumah? Nggak enak pulang maghrib-maghrib.”
“Iya, iya, ni dikit lagi.”
Aku menggurutu dalam hati. Aku resah karena kutahu orang di rumah juga resah karena aku pulang hampir maghrib begini.
“Me’do, ayolah balek Me’do.” Ujarku agak sedikit membentak kali ini. Aku benar-benar resah, teringat Ibuku di rumah. Biasanya kalo aku pulang telat, Ayahku pasti meneleponku, tapi saat itu hapeku sedang mati.
“Iya, iya iya ayok kita pulang.”
Walhasil, kami pulang pukul setengah 6 dari rumah Uju Me’do. Itu pun kami mampir lagi di tukang penjual mangga untuk beli mangga sebelum benar-benar pulang. 
“Nana, makan dulu.” Suara itu menderaku. Terlihat Ibuku telah berada di depan pintu kamarku. Aku menggeliat lalu mengikuti ajakannya.
Narsis di Museum
Ini ideku. Memang aku yang mengajak Me’do ke Museum. Aku sangat tertarik dengan pameran alat musik nusantara itu. Setibanya di Museum, kami langsung jepret kamera.



Belum lama kami berada di dalamnya, Me’do izin keluar menemui temennya. Aku ditinggalnya sendiri di dalam. Ah, dari pada manyun nggak jelas, langsung deh aku manfaatin momen itu dengan menjeprat-jepret kameraku. Segala benda di dalam ruangan itu aku jempretin, hehe … 



Dan masih banyak foto yang lainnya, hehe ....

Bosan menjeprat-jepret nggak jelas, aku akhirnya keluar mencari Me’do. Terlihat Me’do sedang ngobrol-ngobrol sama tamennya. Aku duduk deket mereka sebentar (ganggu nggak sih gue? Bodo’ amat ah! Sapa suruh ninggalin gue sendiri kayak anak telantar?! Hehe, pis Me’do ^^), lalu aku ijin beli minum. Habis beli minuman, aku duduk lagi deket mereka, bosan ah, aku masuk lagi ke dalam gedung, foto-foto lagi tentunya. Pengunjung-pengunjung laen yang kebanyakan anak sekolah sibuk nyatet keterangan alat-alat musik itu. Dan aku masih tetap sibuk dengan kameraku. Aku nggak merhatiin sama sekali keterangan alat musiknya. Duh … gimana mau pintaaarr???!!! Xixi … gubraakkk …!!!
Ah, lama-lama motoin alat musik itu aku bosan juga. Aku kan juga kepingin difotoin bareng alat-alat musik itu. Tapi siapa yang mau motoin? Me’do masih ngobrol sama temennya. Ya udah deh, aku sok sibuk sendiri aja di dalam gedung itu. Sibuk ngapain coba? Tuing tuing!
Lama, lama, lama, akhirnya tuh temen Me’do pulang juga. Alhamdulillaaaahhh, xixi. Nah, ini lah waktunya kami pemotretan. Ceilah pemotretan! Entah berapa banyak waktu kami buang-buang waktu sesi pemotretan ini. Yang jelas kami keluar masuk berkali-kali ke dalam Museum cuma gara-gara hasil fotonya nggak sesuai selera. Hedeuhh …!!! Tuh ibu-ibu penjaga buku tamu sampe eneg liat kami, haha ….
Bukan hanya itu, kami malah sembarangan minta tolong sama pengunjung sana buat fotoin kami berdua. Kakakakkakkk, semoga aja tuh orang nggak terserang perasaan eneg sama kami.
Uang Palsu
Yang kuterimaaaa uang paallssuuuu. Hihi, nih virus Ayu Ting Ting dah nyebar kemana kemana, hehe ….
Kalo Ayu Ting Ting dapetnya alamat palsu, aku mah dapetnya uang palsu, huhuhu …. Baru sekali ini aku tertipuuu. Tak taulah aku dapatnya dari mana? Yang pasti, aku baru sadar kalo uang itu palsu waktu aku membelanjakannya di Supermarket. Tuh mbak-mbak kasir sibuk bisik-bisik sama temennya sambil memindahtangankan uang itu.
“Mbak, coba deh pegang uangnya.” Kata Mbak kasir itu akhirnya padaku.
“Ha? Kenapa Mbak?” jawabku pilon.
Aku perhatiin baik-baik deh tuh duit. Kenapa sih dengan uang itu?
Yang pertama terasa janggal adalah warna uang. Warna uang itu lebih menyolok dan luntur. Iya, kayak tinta printer yang luntur kalo kena air sedikit. Lalu aku periksa benang pengamannya. Aneh! Uang itu tak ada benang pengamannya. Hanya tampak seperti print-an benang pengaman duit asli. Kenapa aku baru nyadar sih?! Aku dapatnya di mana coba?! Tapi yang pasti, tuh yang bikin uang palsu ini emang bener-bener nggak ada kerjaan deh. Kalo mau dapet duit yang kerja donk!! Kerja!! Ye, males banget sih!!
Trus, aku rasakan tekstur kertas uang itu. Ah, benar-benar janggal. Kertasnya lebih lembek.
“Ha? Uang palsu yang Mbak.” Aku kaget.
Trus si Mbaknya meriksa tu duit di sinar UV, aku tak begitu nampak.
“Nggak, nggak palsu kok.” Kata si Mbaknya lagi. Ya aku bingung dong.
Trus si Mbaknya nyuruh temennya manggil seseorang. Aku udah ketakutan. Kukira ini si Mbak mau manggil satpam untuk menginterogasiku soal uang palsu itu. Ah, rupanya tu si Mbak manggil temennya. Ia ingin meminta pendapat temennya  soal uang itu. Padahal dia sendiri udah tahu kalau uang itu uang palsu. Dasar aneh!
“Ganti aja ya Mbak uangnya.” Ujar Mbak kasir itu kemudian.
-Sekian-
24  Oktober  2011 – pukul 07.45 pm


Selasa, 18 Oktober 2011

Catatan Bintangku

Huuaaa …, kalo ngomong-ngomong soal catatan bintang alias catatan prestasi, sebenarnya aku mah kagak ade ape-apenye. Tapi untuk sekedar narsis-narsisan, izinkanlah daku menuliskannya sebagai kenang-kenangan, wakakakak …. Yuk, mari intip catatan bintanku :

Aku mulai aktif menulis dan mengirimkan karnya pada bulan Maret 2011. Sempat libur mengirimkan karya pada bulan Agustus. Inilah catatan prestasiku sampai dengan 19 Oktober 2011. Cek it out >>>>>>>

1.      Nominasi Buku Antologi Cinta Salah Sambung (Leutikaprio, 2011)
2.      Nominasi Buku Antologi Sehangat Dekapan Cinta Ramadhan (Leutikaprio, 2011)
3.      Nominasi Buku Kumpulan Cerpen Bersauntrack 100% Cinta (Leutikaprio, 2011)
4.      Nominasi Buku Antologi Secret Writing (Leutikaprio, 2011)
5.      Antologi Solo Pemenang Kehidupan (Leutikaprio, 2011)
6.      Nominasi Buku Antologi Cara Mudah Menulis Flash Fiction (Dilengkapi Dengan FF Perempuan-perempuan Hebat) (Leutikaprio, proses terbit)
7.      Juara Harapan 2 dan 3 Lomba FF Perempuan-perempuan Hebat
8.      Nominasi Buku Antologi FF Humor (Proses Terbit)
9.      Nominasi Buku Dalam Genggaman Tangan Tuhan (Proses Terbit)
10.  Nominasi Antologi Puisi PCPV WR (Leutikaprio, proses terbit)
11.  Nominasi Antologi FTS Narsis (Proses Terbit)

Untuk sementara mungkin hanya segini dulu. Insha Allah akan bertambah, amin. Semangaaattt …!!!

Sorbonne University

Sorbonne University

Alexandria

Alexandria

Edensor

Edensor

Bunaken

Bunaken