Minggu, 25 September 2011

SATU TAHUN SEJAK SAYA DIWISUDA (saya butuh merenung)

Oleh: Nana Karlina
25 September 2011
Saya butuh merenung Diary. Tentang hidup saya, tentang semua angan dan mimpi saya. Tentang kegagalan demi kegagalan yang melanda saya bertubi-tubi. Tentang sikap saya yang kadang kurang pantas. Tentang perjuangan saya yang tak sungguh-sungguh. Tentang semuanya Diary.
Iri! Ketika melihat satu per satu teman saya telah sukses. Memaksa saya untuk bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana dengan saya? Kapan saya bisa sukses seperti mereka?
Tanggal 25 september 2010 saya diwisuda. Senang tentu saja waktu itu. Namun rasa senang itu tak berlangsung lama Diary. Karena wisuda artinya adalah saya harus mengamalkan ilmu yang telah saya dapatkan dengan cara bekerja. Yah, saya harus bekerja untuk mengamalkan ilmu saya, saya harus bekerja untuk mencari rejeki sekaligus meringankan beban ortu.
 Saya paham dengan masalah ini Diary. Maka dari itu saya langsung membuat lamaran pekerjaan dan memasukkannya ke perusahaan di mana saya pernah PKL di sana. Besar harapan saya diterima di sana. Saya berniat untuk mencari uang selama satu tahun ini. Dan pada tahun berikutnya saya ingin meneruskan kuliah dengan uang saya sendiri. Tapi apa yang terjadi Diary?? Saya ternyata tak diterima. Perusahaan itu ternyata belum membutuhkan tenaga kerja wanita.
Saya coba memasukkan surat lamaran lagi ke tempat lain, tapi lagi-lagi saya gagal. Saya masukin lagi dan gagal lagi. Sampai akhirnya masuk bulan januari, saya memutuskan untuk tak lagi mencari pekerjaan. Dan saya ingin berfokus mengasah kemampuan menulis saya yang telah lama saya tinggalkan. Saya memang mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis.
Sembari mencari info tentang tulis menulis, seorang teman datang ke rumah saya. Ia menyarankan, agar saya memasukkan surat lamaran ke lembaga bimbel yang jaraknya tak jauh dari rumah saya. Ah, saya benar-benar tak tahu tentang lembaga bimbel itu. Saya ikuti saja sarannya. Hingga pada akhirnya saya diterima bekerja di sana. Ah, Alhamdulillah. Tentu saja saya bahagia. Meskipun gajinya tak banyak, tapi setidaknya saya telah bekerja ^_^.
Seiring waktu berjalan, saya juga telah menemukan tempat di mana saya bisa mengasah kemampuan menulis saya. Saya mendaftarkan diri ke Sekolah Menulis Cerpen Online di Writing Revolution. Setelah menjadi anggota, saya menerima informasi kalau di WR sedang ada lomba menulis cerpen Cinta Gokil. 25 cerpen terpilih akan dibubukan. Karena hal itu, saya memaksakan diri untuk ikut, padahal deadlinenya hanya tinggal seminggu lagi. Dan ketika pengumuman yang lolos nominasi itu diposting di grup WR, betapa terkejutnya saya. Naskah saya lolos Diary. Alhamdulillah! Bahagianya saya. Semangat saya jadi membuncah . Tekad saya menjadi penulis kian kuat. Dan kemudian terbersit dalam hati saya bahwa saya akan buktikan kalau saya bisa menghasilkan uang dari menulis.
Waktu terus berganti. Saya hanyut mengikuti lomba-lomba menulis di facebook. Beberapa naskah saya kebanyakan ditolak alias gagal. Beberapa pula ada yang lolos dan akan dibukukan. Saya senang, tapi tidak terlalu. Karena hingga saat ini, belum sepeser pun saya menghasilkan uang dari menulis. Yah, tak semudah itu ternyata menjadi seorang penulis dan menghasilkan uang dari pekerjaan ini.
Bulan Mei masuk. Saya berencana ingin nyambung S1 Pend. Kimia di UNP. Jujur saja, semangat untuk nyambung S1 tak sebuncah dulu. Karena saya terlalu asyik dengan menulis. Semua perhatian saya seolah tersedot untuk menulis.
Saya cari-cari info di internet tentang UNP. Tapi apa yang saya dapatkan? Ah, ternyata UNP tak menerima transfer D3 untuk jurusan kimia. Sedih? Tentu saja! Namun tak mengapa, karena saya mendapat informasi kalau di UNJA direncanakan akan membuka kelas ekstensi kimia murni untuk memfasilitasi anak-anak tamatan D3 kimia yang ingin nyambung S1. Saya sudah tenang. Masalah ini saya anggap akan selesai. Tapi kemudian, apa yang terjadi? Kelas ekstensi itu ternyata tak jadi dibuka tersebab gedung UNJA kelasnya tak cukup. Jadi semua rencana itu dibatalkan. Kecewa? Tentu! Sedih lebih tepatnya. Saat itu saya galau, saya sampai merasa kalau semua cita-cita saya untuk nyambung S1 terpenggal sampai di situ. Lalu kenapa tak nyambung di universitas lain? Karena tak semua universitas menerima transfer dari D3. Ada beberapa universitas terkenal di pulau Jawa yang menerima, tapi biayanya sangat mahal. Ah, saya enggan membebani orang tua saya lagi dengan biaya semahal itu.
Waktu terus bergulir, hingga kini tepat setahun sudah sejak saya diwisuda dan tak banyak perubahan yang terjadi. Saya bingung! Saya ingin sekali mengubah hidup saya. Saya sangat ingin hidup saya ada perubahan. Saya ingin mencari uang, mencari kesibukan. Merasakan pengalaman baru, bertemu wajah-wajah baru. Saya bosan terus begini!
Saya memang sudah bekerja di lembaga bimbel dekat rumah saya. Tapi gaji di sana sangat kecil. Ah, bukannya saya tidak bersyukur, tapi saya ingin mempunyai penghasilan mapan agar saya bisa menghidupi diri saya sendiri dan meringankan beban orang tua saya. Siapa tahu saya bisa membantu biaya naik hajinya mereka.
To be continue ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sorbonne University

Sorbonne University

Alexandria

Alexandria

Edensor

Edensor

Bunaken

Bunaken