Oleh: Nana Karlina
13 September 2011
>>> Ada keharuan tak tertanggungkan ketika kuingat sosokmu
Ada energi yang tak terjelaskan tiap kuingat pribadimu
Ada rasa yang sulit dilukiskan kata
Tiap kali kudengar secuil cerita tantangmu
Haru,
seolah aku mengerti tentang hatimu
Seolah aku tahu apa yang kau rasakan,
meski hanya dengan mendengar kata “Hallo” darimu
Kutahu ini seperti dilebih-lebihkan
Tapi kau memang sosok yang membuat kataku beku
Dan tak berlaku ….
13092011
14 September 2011
>>> Nasehat Ibuku hari ini: Jangan pulang sebelum pergi
14 September 2011
>>> Pelajaran moral hari ini: Orang yang tidak menghargai waktu, akan selalu terlambat
14 September 2011
>>> Anggaplah cobaan itu sebagai guru, di mana suatu saat kau akan tersenyum karenanya … ^_^
*status di sela-sela makan malam
14 September 2011
>>> Mungkin suatu saat aku bisa
Meski tertatih kini
Tanpa rasa percaya diri yang berarti
Mungkin perlahan, dapat segera kutemui arti
Bahwa goresan pena bukan sekedar rangkaian kata
Namun bertabur mutiara makna pengobat lara
Mungkin kelak, aku akan mengerti
Semua yang berawal dari hati,
Akan sampai ke hati ….
14092011 – 19.58
*status di tengah kekaguman membaca buku Jatuh Dari Cinta – Benny Arnas ^_^
18 September 2011
>>> Seperti kepingan-kepingan gelas pecah
Seperti serpihan kaca figura
Tanda tanya itu berserakan, berhamburan
Di dermaga rasa ingin tahuku ….
21 September 2011
>>> Engkau di mana duhai pujangga??
Kata-kata terlantar tanpa hadirmu di syahdunya waktu
Rona-rona memudar dalam gersang kehausan
Jiwa-jiwa hening kering tak tersiram
Pujangga,
Rangkailah ranum mawar merah di setiap makna sebuah ungkapan
Biuslah para jiwa perindu dengan kemegahan anggur cinta penyejuk dahaga
Rangkum kembali puing-puing hati yang pecah berkeping-keping
Dengan melodi cinta yang sering kau rangkai di samudera hati
Datanglah duhai pujangga
Hamburkan kata-kata mesra penuh cinta,
dengan tenaga rasa yang menggelora
Dalam mihrab restu Sang Pemilik Cinta
Di atas segala cinta
*puisi dadakan ditengah deru hujan
21092011 – 15.52
23 September 2011
>>> T’lah lama kita hadir
Dalam ceruk waktu yang kian mengusam
Berjubah putih dan hitam
Berbalur air mata,
juga tawa bahagia
Dengan nurani yang selalu merindui Sang Pemilik diri
T’lah lama kita berjelaga
Di hamparan dunia
Mencari apa yang dapat dicari
Tak sedikit pula lebih memilih berdiam diri
Memelihara kemalasan hingga tumbuh bak pohon yang kokoh
Terlena,
hingga terlupa waktu kian mengejar dekapan nyawa dalam raga
to be continue
23092011 – 09.11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar